Aku, kalo liat foto gunung, Masyaallah, hatiku bergejolak. Bawahku memberontak. eh, maksudku jiwaku memberontak. Jaman dahulu kala, waktu jaman2nya Monas di Jakarta belum segede sekarang, dari SMA sampai kuliah bawaannya naik gunung terus. Mungkin karena memang aku anak gunung (baca: Kampung) kali ya??? Jadi bawaannya selalu pengin yang berbau alam2 gitu. Ndilalah, waktu SMA juga tertarik banget sama Ekstrakurikuler Pecinta alam. Padahal waktu baru masuk SMA, udah ditakut2i katanya anak PA isinya orang2 ngga jelas, jarang mandi, awut2an, suka garuk selangkangan, kudisan, kurap, kutu air, cacar, campak, Rubella, dan stereotip jelek lainnya. Tapi, karena keinginanku untuk bersahabat dengan alam begitu kuat, dan juga karena memang semua stereotip yang tadi aku sebutin juga ada di dalam diri aku, aku tetep masuk ekstrakurikuler pecinta alam.

Waktu awal2 masuk, kalo kata anak sekolah mah MOS. Waktu itu entah namanya aku lupa. Kalo aku nyebutnya “penyiksaan”. Gimana ngga penyiksaan? Kita harus merayap di tanah berair, habis itu disuruh bikin bivak padahal cuma pake mantel, dan harus tidur dalem bivak padahal baju basah kuyup gara2 merayap tadi. Kalo aku berani aku bakal bilang gini ke senior “Eh kutil onta, lo kira gue orang gila yang tidur di sembarang tempat bisa merem hah (sambil melotot)” Tapi untungnya aku ngga berani, jadi ngga timbul keributan. Oh iya aku lupa omongin. Merayap, bikin bivak, tidur di bivak itu malam hari tanpa penerangan apapun. Gila ngga tuh??? Untung rame-rame. Kalo sendiri kan bahaya. Bisa ngga kuat dukungan di parlemen.

Masih kurang siksaan??? Pagi harinya di lereng gunung, para junior harus berlari kencang dari bawah lereng sampai atas dengan jarak yang udah ditentuin. Berkali-kali. Bahkan temenku, cewek, sampai kudu pulang dan ngga nerusin gara-gara diputusin pas lagi sayang-sayangnya. Oke, aku mulai ngelantur. Maksudku gara2 asmanya kambuh akibat lari-lari dari bawah ke atas bukit. Habis lari-lari gitu, kita kudu sikap apa namanya aku lupa. Pokoknya kuda-kuda yang ngangkangnya lebar banget, yang kalo 1 menit aja udah gemeter dengkul, dan kita kudu ngelakuin itu selama semau para senior. Lagi gemeter-gemeternya dengkul, ada aja senior yang nendang kaki peserta. Yaiyalah guling-guling tujuh turunan. Kaki lemes, di lereng gunung, ditendang. Mantap jiwa. Penyiksaan haqiqi. itu kalo diibaratkan, sudah jatuh tertimpa tangga, tangganya diinjek kambing, kambing tadi sambil nginjek sambil ngencingin kita. Beuh berasa dicium mimi peri sama Dijah Yelow.

Masih kurang??? di materi survival, peserta di lepas sendirian dan harus cari tanaman atau apapun untuk dimakan yang ada di hutan. Gile bener. Anak muda, imut, ganteng, sering patahin hati cewek kaya aku di lepas di hutan disuruh cari makan buat bertahan hidup??? Waktu itu aku pengin bilang ke senior “Eh kursi warteg, ngga usah dibikin ribet, daripada kita mati ngga dapet makan, tengok tuh ada kandang kambing warga. Kita colong, jadiin kambing guling 1 ekor aja. Kita bagi orang segini pasti kenyang semua. Senior junior sama-sama enak”. Tapi lagi-lagi niat itu aku urungkan karena takut terjadi keributan.

Gara-gara “penyiksaan” itu, justru bikin aku tambah suka sama dunia pecinta alam. Karena ternyata, setelah resmi bergabung dengan PALMAKA (Pecinta Alam SMA 1 Karangkobar) banyak sekali kegiatan-kegiatan positif yang kita lakukan. Kita sering keliling Banjarnegara untuk penanaman pohon, seminar-seminar tentang isu-isu global warming, dan kegiatan positif lainnya. Dan yang paling penting, sebagai lelaki tampan, jantan, dan mempesona, melirik cewek-cewek pecinta alam yang cantik dengan bentuk dada sempurna adalah hal wajib yang tak boleh ketinggalan.

Memasuki masa kuliah, lebih keren lagi. Karena masa kuliah, lagi nge-hits banget film 5 cm. Semua orang naik gunung. Anak-anak, remaja, orang tua, laki-laki, perempuan, anak-anak laki-laki, anak-anak perempuan, remaja laki-laki, remaja perempuan, orang tua laki-laki, orang tua perempuan, orang tua laki-laki yang bawa anak-anak perempuan, orang tua perempuan yang bawa anak-anak laki-laki, remaja perempuan yang bawa anak-anak laki-laki, remaja laki-laki yang bawa orang tua laki-laki, aaaaarrrrgggghhhh. Pokoknya semua orang pengin naik gunung. Bahkan maaf, ada beberapa orang yang mudah-mudahan khusnul khatimah, mereka melakukan hal-hal konyol demi mendapat angel foto yang sempurna yang akhirnya mencelakakan diri mereka sendiri. Alhamdulillah, akupun beberapa gunung sudah ditaklukkan semasa kuliah. Merapi dan Sumbing adalah “2 gunung besar” yang pernah saya daki sampai puncak. iya. 2 gunung tadi memang besar.

Nah, terus apa enaknya sih kok orang-orang, termasuk aku suka banget naik gunung??? Padahal kan capek, nanjak, bawaan banyak, belum lagi cerita-cerita serem di gunung. Makanya naik gunung biar tahu. Nih aku kasih tahu beberapa aja.
1. Buat para jomblo, selain memutus sementara kegiatan persabunan kalian, naik gunung adalah ajang cari jodoh paling efektif. Punya hobi dan kesukaan yang sama adalah katalis sempurna dalam berpacaran. Jadi buat para jomblo, jangan selalu ngayal pegang gunung. Naiklah gunung dalam arti yang sebenarnya.
2. Golden sunrise??? adanya di gunung guys. Udah tahu kan kenapa Sikunir kalo malem minggu ramenya ngalahin anggota DPR rebutan proyek??? salah satunya Golden Sunrisenya Sikunir guys.
3. Pengin mempererat persahabatan? Ajaklah temen main, temen sekolah, temen kuliah, temen kantor, temen kuliah yang nyambi ngantor, temen main yang nyambi kuliah, temen ngantor yang nyambi main, temen sekolah yang nyambi kuliah, aaaaarrrrgggghhhh. Pokoknya kalo pengin mempererat persahabatan ajaklah temen kalian naik gunung.
4. Mensyukuri nikmat Allah??? Tadabur alam??? Lo pernah shalat subuh diatas awan??? atau secangkir kopi panas di tengah dingin yang menusuk tulang????

Gila. Rindu amat mendaki gunung.

Leave a comment

Filed under Uncategorized

Menjadi Pemilih yang Cerdas

Suatu hari terjadilah percakapan antara dua orang pemuda. Sebut saja si A dan si B.

A :”Hy bro. Whatsapp?”

B : “Hy bro. WeChat”

A :”Bentar lagi kan pemilu bro. Loe pilih siapa nih?”

B : “Halah. Bosen gue ama pemilu. Bosen gue ama janji-janji caleg. Dari dulu juga gini-gini aja. Ujung-ujungnya tetep aja tuh para pemimpin pada korupsi. Tetep aja pada ngga mikirin rakyat kecil”

A : “Terus kalo gitu loe mau gimana?”

B : “Gue, kalo ngga golput ya coblos yang ngasih duit aja lah. Ngapain mikirin caleg-caleg ngga jelas. Toh mereka kalo udah jadi juga ngga mikirin kita”

Sering denger kan percakapan seperti itu? Atau malah kalian sendiri yang ngalamin? Atau kalian sendiri yang jadi si B? Ckckck kalau kalian jadi si B, gue saranin segera elo baca syahadat yang bener.  Emang seperti itulah gambaran anak-anak muda sekarang. Mulai acuh, mulai apatis, mulai bosan dengan dunia politik. Bahkan belum mengenal pun udah mulai kerasa mual mau muntah. Memang bisa dimaklumi itu semua karena keadaan bangsa kita yang kian hari dirasa ngga semakin baik tapi sebaliknya. Korupsi dimana-mana, kemiskinan disana sini, wakil rakyat hidup mewah, rakyat hidup miskin. Emang kalau kita hanya mengandalkan satu sisi kacamata pemikiran kita, maka akan terjadi pemikiran-pemikiran semacam percakapan dua pemuda tadi.

Lalu, sebenernya apa yang mau gue tulis disini? Gue mau ngomongin langkah sederhana kita selaku generasi muda untuk sedikit bisa merubah keadaan bangsa kita tercinta ini. Sedikit. Ya memang sedikit. Karena mungkin solusi yang gue berikan ngga bakal berpengaruh banyak. Tapi paling engga kita udah bisa melakukan sesuatu untuk kebaikan negara kita walaupun sedikit. Bukankah borobudur yang megah itu juga pasti dibangun dari satu batu lebih dulu? Bukankah monas yang menjulang tinggi juga diawali dengan pondasi yang begitu rendah?

Yup. Ini tahun 2014, 9 April nanti kita bakalan memilih wakil rakyat yang akan menentukan nasib bangsa kita 5 tahun kedepan. Intinya, di tulisan ini gue mau ngomong dikit solusi yang berhubungan dengan percakapan 2 orang pemuda tadi. Sebelum itu, gue mau tanya sebuah pertanyaan yang diutarakan Pandji di tour Mesakke Bangsaku Jakarta. Diantara elo, siapa yang masih inget siapa yang dicontreng (2009 pakenya contreng bukan coblos) pas pemilu 2009? Pada ngga bisa jawab kan? Nah itu sedikit gambaran salahnya kita-kita dalam memilih pemimpin-pemimpin negara ini. Gimana negara ini mau lebih baik kalo loe sendiri milih seseorang yang ngga jelas itu siapa?

Terus tiba- tiba ada yang nyeletuk gini“Lah emang ngga tahu. Calegnya aja buanyak banget. Belum lagi kita disuruh nyoblos 4 surat suara”. Nah itulah salah satu titik awal kesalahan kita. Jaman sudah semakin maju, internet dimana-mana. KPU pun pasti sudah menyediakan sarana untuk masyarakat bisa mengakses informasi mengenai segala sesuatu tentang caleg. Bahkan di twitter pun banyak sekali yang ngetweet tentang profil-profil para caleg. Nah kita tinggal mencari mana-mana saja caleg yang track recordnya bagus. Apa profesinya, gimana pendidikannya, apa aja prestasi-prestasi yang pernah diraih, kalo dulu udah pernah jadi wakil rakyat, apa aja yang udah dia lakuin. Cari info-info tadi, baru elo tentuin mana yang bagus mana yang engga.

But, be very carefull. Media sekarang pun banyak sekali yang kampret. Banyak yang suka menggiring opini masyarakat sesuai dengan keinginan si penggiring opini itu. Padahal mungkin saja faktanya ngga seperti itu. Dengan adanya penggiringan opini, akhirnya opini masyarakat kebawa. Jadilah bukan fakta yang berbicara. Solusinya, cari tuh pembanding-pembanding dari media lainnya. Misalkan, loe baru aja liat berita tentang caleg A di TV anu. Loe cari lagi tuh misal di internet. Nah dengan cara itu kira-kira loe bisa memilih mana media yang bener-bener netral dan mana media yang berusaha nggiring opini ke arah yang ngga bener. Intinya jangan mudah percaya ama media. Apalagi media-media sekarang banyak yang terkesan lebay dalam menyiarkan segala sesuatu. Masa wakil rakyat makan di warteg aja diliput, disiarin gila-gilaan di tivi? Gue pernah baca berita, Soeharto tidur di rumah penduduk sampai penduduk itu ngga tau kalo itu presiden RI, dan ngga ada satupun media yang meliput. Intinya, jadilah pemuda-pemudi yang cerdas jangan mudah digiring oleh media-media kampret. Cari berita dari berbagai sumber. Bandingin. Biar ngga memandang sesuatu dari satu sisi aja. Jadi pas jagoan loe ada yang mengkritik loe ngga bakal kebakaran jenggot. Karena loe tau faktanya kalo jagoan loe juga punya salah. Sekarang itu banyak masyarakat yang kampret. Kalo jagoannya dikritik, malah menghujat. Seakan-akan jagoannya itu dewa yang ngga pernah punya salah (You know who I mean).

Soal golput, gue punya pendapat gini. Mungkin elo muak, benci, marah, sebel, ngga cucok, dengan keadaan politik negara ini, tapi kalo semua orang berfikiran kaya elo, terus siapa yang mau memimpin? Belum lagi kalo elo golput, suara elo disalah gunakan oleh orang-orang yang ngga bertanggung jawab. Kalo elo doang itu ngga ngaruh. Lah misal ada 1000 elo? 1 juta elo? Bisa berabeh tuh suara. Apapun alasannya, golput ngga akan nyelesaiin masalah. Justru kemungkinan besarnya akan menambah masalah. Itu negara udah ngeluarin triliyunan rupiah lho demi terselenggaranya pemilu. Masa elo sekali selama lima tahun aja ngga mau milih? Apakah itu cerminan warga negara yang baik?

Soal milih yang penting dapet bayaran. Jangan pernah berharap pemimpin-pemimpin kita bersih, kalo elo milih mereka karena duit. Itu kuncinya. Politik uang jelas udah diatur dalam undang-undang. Ngga boleh. Mereka jelas-jelas udah ngelanggar. Kalo elo masih aja milih mereka, elo milih orang yang udah jelas-jelas salah langkah dari awal. 20 ribu, mungkin paling tinggi 50 ribu. Itu sama sekali ngga sebanding dengan akibat yang nanti bakal diterima selama 5 tahun kedepan. Mereka bisa korupsi untuk menutupi modal yang udah dibayarin ke elo-elo pada. Mereka bakal menjadikan proyek-proyek yang seharusnya untuk kepentingan rakyat justru untuk menebalkan kantong mereka, dlsb.

Inti dari tulisan gue, jadilah pemuda-pemudi Indonesia yang cerdas. Memang gue akui wakil rakyat kita banyak yang memuakkan. Nah makanya untuk sedikit mengurangi itu, marilah kita ikut berpartisipasi. Paling ngga kaya yang udah gue sebutin tadi. Karena ngga semua wakil rakyat itu memuakkan. Masih buanyak wakil rakyat yang memang kerjanya bagus dan keren integritasnya. Nah tugas kita itulah untuk menemukan dan menentukan yang bagus- bagus itu. Jangan pernah salahkan wakil rakyat kita yang pada bobrok, kalo kita sendiri aja tidak pernah ikut berpartisipasi mengurangi kebobrokan itu. Bisa saja kebobrokan para anggota dewan itu karena kesalahan kita terdahulu. Jangan lupa 9 April 2014, “Datang, pilih, coblos, celup”. Untuk Indonesia yang lebih baik. MERDEKA.

Leave a comment

Filed under Uncategorized